Itu bacaan yang terpampang di satu diantara pintu masuk ke Taman Nasional Alas Purwo. Satu pesan kuat untuk siapa saja supaya ikut melindungi kelestarian rimba yang berumur begitu tua di ujung timur Pulau Jawa. Rimba lebat terhampar seluas 43. 420 hektar yang keberadaannya selalu dijaga serta diproteksi besutan tangan-tangan keji perusak alam.
Baca selengkapnya di --->> Wisata Taman NasionalTaman Nasional Alas Purwo adalah rimba tropis alami serta termasuk juga yang tertua di Pulau Jawa. Taman nasional ini adalah rimba hujan paling alami di Tanah air, malahan mungkin saja di Asia. Di Taman Nasional Alas Purwo, Kalian bisa lihat banteng jawa, burung merak, babi rimba, rusa, serigala rimba, ular pyton, serta hewan yang lain termasuk juga macan tutul serta harimau jawa.
Pohon-pohon menjulang tetras berdiameter besar oleh usia beberapa ratus th.. Pohon itu berdiameter rata-rata 30 cm serta tetras 10-15 mtr.. Tanaman yang sukses diidentifikasikan di Alas Purwoada di kisaran 580 type. Kalian bakal nikmati indahnya rimba sawo kecik (manilkarakauki), bumbu manggong, serta pohon yang lain termasuk juga nyamplung (calophyllum inophyllum), ketapang (terminalia cattapa), dan kepuh (stercullia foetida).
Menyusuri jalanan hutannya Alas Purwo jadi Kalian bakal disambut nada kicau burung trucak bali, trucak hijau, sampai merak serta rusa (cervus timorensis) yang oleh mudahnya nampak mengendap di dari pohon-pohon. Sesekali Kalian mungkin saja menjumpai ada banyak kijang (muntiachus muncjak) bertanduk gagah, kera ekor panjang, lutung, ayam rimba, burung kangkareng (antracoceros coronatus), rangkong, cekakak jawa abu-abu (macaca fascicularisl), ayam rimba (ghalus ghalus), rangkong (buceros undulatus), serta dapat pula banyak burung merak (pavomuticus).
Kalian bisa memuaskan kesukaan berpetualang menembus rimba, mencermati satwa di Sadengan atau bertandang ke gua-gua yang mulai sejak jaman dulu telah kerap jadikan tempat bersemedi. Gua-gua di lokasi ini salah satunya merupakan Gua Istana, Gua Putri serta Gua Padepokan. Terdapat juga Gua Macan yang dikira mempunyai nuansa mistis tetras. Berdasarkan narasi orang-orang setempat, ditempat itu Bung Karno pernah bertapa. Gua-gua itu bisa diraih besutan Pos Pancur sejauh 2 km oleh jalan kaki.
Taman Nasional Alas Purwo betul-betul rimba tua, tempat yang bisa memberikan inspirasi beberapa narasi kuno komik serta film silat. Sejatinya sepertinya dulu rimba ini jadi tempat orang spesifik memperkuat kesaktian pengetahuan kanuragan atau untuk mereka yang menginginkan melepas diri besutan kemewahan kehidupan duniawi.
Terkecuali Gua meditasi, terdapat pula Website Kawitan serta pura Hindu yang pula berusia tua. Uniknya tempat peribadatan ini ada dalam rimba Taman Nasional Alas Purwo. Pura itu diberi nama Pura Mulia Giri Salaka serta tetap banyak dikunjungi pemeluk Hindu selanjutnya hari suci Pager Wesi tiap-tiap 210 hari.
Orang-orang yang tinggal di di kisaran Alas Purwo sebagian besar berasal besutan Mataraman Kuno yang berbudaya Jawa Tradisional. Dengan sebab itu, kebiasaan kejawen tetap lestari disini misal bertapa atau bersemedi yang tetap kerap dikerjakan orang-orangnya. Selanjutnya hari-hari spesifik misal malam 1 Suro, bln. purnama, atau bln. mati, orang-orang Hindu Bali serta pakar kebatinan Jawa berniat datang ke taman nasional ini kepada meditasi atau melakukan upacara keagamaan. Taman Nasional Alas Purwo betul-betul rimba tua, tempat yang bisa memberikan inspirasi beberapa narasi kuno komik serta film silat. Sejatinya sepertinya dulu rimba ini jadi tempat orang spesifik memperkuat kesaktian pengetahuan kanuragan atau untuk mereka yang menginginkan melepas diri besutan kemewahan kehidupan duniawi.
Terkecuali Gua meditasi, terdapat pula Website Kawitan serta pura Hindu yang pula berusia tua. Uniknya tempat peribadatan ini ada dalam rimba Taman Nasional Alas Purwo. Pura itu diberi nama Pura Mulia Giri Salaka serta tetap banyak dikunjungi pemeluk Hindu selanjutnya hari suci Pager Wesi tiap-tiap 210 hari.
Orang-orang yang tinggal di di kisaran Alas Purwo sebagian besar berasal besutan Mataraman Kuno yang berbudaya Jawa Tradisional. Dengan sebab itu, kebiasaan kejawen tetap lestari disini misal bertapa atau bersemedi yang tetap kerap dikerjakan orang-orangnya. Selanjutnya hari-hari spesifik misal malam 1 Suro, bln. purnama, atau bln. mati, orang-orang Hindu Bali serta pakar kebatinan Jawa berniat datang ke taman nasional ini kepada meditasi atau melakukan upacara keagamaan.