Wednesday, August 10, 2016

bukit moko bandung punya

 Bukit Moko merupakan satu diantara argumen mengapa saya demikian ingin kepada traveling ke Bandung sekali lagi serta lagi… Mengingat sesudah kunjungan saya ke Kota Bandung th. 2012 sebelumnya tidak berhasil temukan lokasi bukit ini. Oleh jarak saya ke Kota Bandung jadi unggul dekat apa bila dibanding oleh ada banyak bln. sebelumnya saat saya tetap tinggal di Pulau Dewata. (Ps : Saat ini di Bandung pula terdapat tempat yang tengah ngehits serupa misal Bukit Moko, namanya merupakan Tebing Keraton)
bukit moko bandung

Mendarat di Bukit Moko merupakan satu kewajiban kepada saya. Kebetulan juga lebaran th. 2013 ini saya tak pulang kampung, jadinya meluangkan kepada buat event mudik ke bandung, walau kota oleh julukan paris van java ini bukanlah kampung halaman saya : D. (Ps : Bila ingin bermalam di bandung, dapat bermalam di hostel terjangkau namun nyaman Pinisi Hostel)

Percobaan Ke-2 Mencari Bukit Moko!
Dikalangan penggemar fotografi Kota Bandung, rupanya nama Bukit Moko telah tak sangat asing sekali lagi. Mengingat saat tengah di sana saya sangat banyak lihat orang yang ngangkut camera DSLR. Bila tak salah ingat, saya perdana kali tahu kehadiran bukit ini sesudah membaca situs (blog) mas wiranurmansyah yang judulnya "Melihat Bandung Besutan Moko". Besutan situ, saya demikian berminat kepada berkunjung ke bukit yang tuturnya dapat lihat Kota Bandung besutan ujung ke ujung *dan itu nyatanya benar sekali*.

Oke! Sesudah percobaan perdana yang tidak berhasil, sebab saya berasumsi yang menjelaskan Caringin Tilu merupakan Bukit Moko, percobaan ke-2 ini membawa hasil! Saya hingga selanjutnya tempat yang harusnya *horee! tidak kesasar lagi*. Perbedaan, kesempatan ini saya tak datang besutan arah Bandung, namun segera besutan Gunung Tangkuban Perahu oleh sepeda motor yang paling disayangi saya. Selalu bagaimana saya ketahui arahnya? Mudah! Saya gunakan aplikasi Google Map yang didukung oleh fitur navigasi, oleh memakai Caringin Tilu yang menjadi titik referensi.

(Baca Pula : Tebing Keraton Atau.. Tebing Karaton Sih!?)
Panorama malam oleh bintang misal ini dapat dipandang besutan Bukit Moko, Bandung bila sekali lagi terang cuacanya :)



Panorama malam oleh bintang misal ini dapat dipandang besutan Bukit Moko, Bandung bila sekali lagi terang cuacanya :)

Langkah kepada menuju Bukit Moko sendiri terdapat tiga jalur yang dapat dilewato. Perdana, saya dapat melalui jalan Bojong Koneng yang mempunyai jarak yang paling dekat apa bila dibanding oleh yang lain. Tetapi jalur ini tuturnya mempunyai medan yang menantang serta sedikit ekstrim. Konon tuturnya pula cuma dapat dilalui dengan kendaraan lintas alam. Ke-2, saya dapat coba melalui jalan Cimuncang, tetapi terkecuali saya belum tahu jalannya, jalur yang satu ini mempunyai jalan berbatu serta lumayan berkelok-kelok.

Nah, yang paling mudah serta lumayan direferensikan kepada menuju ke Bukit Moko merupakan yang ketiga. Melalui jalur melalui Padasuka ini merupakan jalur umum yang dapat dilalui dengan kendaraan bermotor. Beberapa besar jalanannya telah beraspal meskipun tak semua, serta tetap unggul manusiawi dilewat dengan kendaraan yang menuju Bukit Moko.

Tetapi sesungguhnya bila besutan Bandung kota, rute menuju Bukit Moko melalui Padasuka tak sangat sulit, mencari saja arah Saung Angklung Udjo (dapat oleh gps atau menngikuti panduan arah), serta lalu lanjut ke jalan padasuka. Selalu saja ke atas hingga Caringin Tilu yang ada banyak warung lesehan-nya itu. Besutan situ dapat beristirahat sembari makan dahulu, atau segera ikuti jalan sampai nemu jalan rusak.

Nah! Bila telah ketemu jalan rusak tadi, ikuti saja selalu keatas hinga lihat tanjakan dewa oleh kemiringan yang ekstrim. Unggul enak sekali lagi, bila malam hari bakal terlihat satu titik sinar yang berasal besutan Warung Daweung di Bukit Moko. Sinar itu dapat dipakai yang menjadi referensi kepada mencari Bukit Moko.
Besutan tempatnya yang ada di ketinggian belum unggul 1500 mdpl, Bukit Moko begitu cocok apa bila dikunjungi besutan sebelumnya matahari tenggelam sampai matahari terbit esok harinya. Mengingat apa bila bukanlah kepada lihat peristiwa sunset serta sunrise besutan tempat ini. Sayang tempo hari saya tak dapat berlama – lama di Bukit Moko, terkecuali sebab si pacar salah kostum serta menggigil kedinginan, esok harinya saya pula mesti nyetir besutan Bandung ke Jakarta nonstop.

Jadi di pastikan bakal terdapat kunjungan ke tiga serta selanjutnya ke Bukit Moko sebab tak dapat berlama – lama. Kesempatan ini, saya cuma menggunakan ada banyak jam sembari nikmati pisang goreng yang dibeli besutan Warung Daweung serta ada banyak bidikan photo tanpa ada tripod di bukit yang tuturnya paling romantis se-Bandung raya ini : P. Jadi, terdapat ingin turut saya ke Bukit Moko sekali lagi?

(Baca Pula : Ramai – Ramai Ke Gunung Tangkuban Perahu)
Panduan Saat Berkunjung ke Bukit Moko :

Bila datang ke Bukit Moko dalam keadaan kelaparan, mampirlah di Caringin Tilu kepada makan terlebih dulu. Disitu terdapat banyak lesehan yang jual makanan, atau dapat pula makan di Warung Daweung yang terdapat di Bukit Moko. Hanya umumnya cuma camilan saja di Warung Dawung ini.

Bandrol makanan di Warung Daweung, bandrol mahasiswa?
Tanjakan paling akhir yang menuju Bukit Moko merupakan tanjakan dewa, susahnya minta ampun sebab kemiringannya mungkin saja dapat unggul besutan 45 derajat. Di tanjakan ini, apa bila memakai sepeda motor matic, baiknya yang dibonceng turun saja serta jalan kaki (tak sangat jauh sekali lagi). Sebab di pastikan tak bakal kuat nanjak. Kepada mobil, yakinkan keadaannya sempurna, kuat nanjak atau unggul elegan sekali lagi apa bila memakai mobil four wheel drive : P
Yakinkan keadaan rem berperan oleh elegan, serta janganlah memikirkan negatif misal "Kalau turun selalu rem mati bagaimana ya? " Yakin atau tidak, tak tahu sebab mistis atau sepeda motor saya telah butuh diservice, saya pernah alami peristiwa yang memompa adrenalin saat turun besutan Mukit Moko (baca : rem muka blong). Walau peristiwa itu cuma berlangsung ada banyak waktu saja, serta lalu rem kembali normal. Sebatas infomasi saja, turunan menuju bawah lumayan curam, jadi di pastikan bakal meluncur bebas berkecepatan unggul besutan 60 Km/jam apa bila turun oleh tanpa ada rem serupa sekali. *jangan dicoba*.
Bila tidak mau nge-camp di Bukit Moko, dapat nginep di bandung. Dapat nginep di hotel yang ratenya tidak sangat mahal namun strategis sejenis Fave Hotel ini. Sorenya dapat jalan – jalan dahulu di kota, sedikit malem anyar beranjak ke Bukit Moko! Asoy bukan? : D

No comments:

Post a Comment