Friday, August 5, 2016

Tempat Wisata Candi Ratu Boko Yogykarta, Warisan Budaya

Hai gaess… Pernah tidak sih kalian ke Jogja? Berlibur bareng famili atau sebatas berjalan-jalan sendiri buat menyingkirkan capek. Terdapat beragam obyek wisata alam di Jogja yang dapat kalian kunjungi lho, banyak tempat kekinian yang oke bingits buat ber-selfie ria. Satu diantara tempat yang lumayan ngehits merupakan Candi Ratu Boko. Telah nonton AADC 2 (Terdapat Apa Oleh Cinta 2) belum? Nah, Candi Ratu Boko merupakan satu diantara tempat buat syuting lho gaees..! Ingin tahu seperti apa candi ini..?

BAca selengkapnya di ---->>  Tempat Wisata Candi Ratu Boko

candi boko 1


Candi Ratu Boko ini terdapat di desa Dawung serta desa Sambireja. Unggul tepatnya 19 Km di samping timur kota Yogyakarta atau samping selatan Candi Prambanan belum unggul di kisaran 3 Km besutan candi yang populer oleh Roro Jonggrang-nya ini. Candi Ratu Boko ini pula begitu dekat oleh beberapa candi yang lain, misal Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Sambisari serta ada banyak candi yang lain.

Nah, sebelumnya kita ngomong unggul jauh sekali lagi mengenai candi ini, terdapat histori yang butuh kalian kenali. Jadi, terkecuali selfie di sini, wawasan kalian mengenai histori candi pula jadi tambah. Dahulu diketemukan satu prasasti kuno yang berangka th. 792 yakni Prasasti Abhayagiriwihara. Di prasasti ini dijelaskan mengenai Tejahpurnapane Panamkarana atau yang kerap di kenal oleh nama Rakai Panangkaran, beliau merupakan raja Mataram yang hidup di th. 746-784 Masehi. Istana yang awalannya diberi nama Abhayagiri Vihara (bermakna biara di bukit yang penuh kedamaian) ini didirikan kepada tempat menyepi serta fokus diri selanjutnya kehidupan spiritual. Terkecuali Prasasti Abhayagiriwihara yang diketemukan di ruang Candi Ratu Boko, terdapat ada banyak prasasti lain yang mengatakan mengenai bangunan Abhayagiriwihara ini. Misal selanjutnya Prasasti Kalasan (th. 779 M), Prasati Mantyasih (th. 907 M), serta Prasasti Wanua Tengah III (th. 908 M). Serta nyatanya Prasasti Abhayagiriwihara ditulis oleh huruf Pranagari. Pemakaian huruf pranagari sendiri adalah ciri khas besutan prasasti Buddha.

Selain itu sesudah saat pemerintahan Rakai Panangkaran, pengauasa selanjutnya merupakan Rakai Walaing Pu Kombayoni yang berkuasa di th. 898 sampai th. 908 Masehi. Selanjutnya saat kekuasaan Rakai Walaing Pu Kombayoni, istana ini beralih nama jadi Keraton Walaing serta pula beralih manfaat yang menjadi benteng pertahanan di saat peperangan, serta disempurnakan oleh tumpukan batu-batu besar seperti benteng.

Istana oleh ukuran 250. 000 m2 ini terdapat 196 mtr. diatas permukaan laut. Serta terdiri jadi empat sektor, yakni tengah, barat, tenggara, serta timur. Sektor tengah terdiri besutan bangunan gapura paling utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, serta Paseban. Sesaat, sektor tenggara mencakup Pendopo, Balai-Balai, tiga candi, kolam, serta kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, serta kolam ada di sektor timur. Sementara itu sektor barat cuma terdiri atas perbukitan.

Bila kalian masuk besutan pintu gerbang istana, kalian bakal segera menuju ke sektor tengah. Dua buah gapura tetras bakal menyongsong kalian. Gapura perdana mempunyai 3 pintu sesaat gapura ke-2 mempunyai 5 pintu. Bila kalian lumayan jeli, kalian bakal lihat selanjutnya gapura perdana ada bacaan 'Panabwara'. Kata itu, berdasar pada prasasti Wanua Tengah III, dituliskan dengan Rakai Panabwara, (keturunan Rakai Panangkaran) yang menggantikan istana. Maksud penulisan namanya kepada melegitimasi kekuasaan, menyuguhkan 'kekuatan' maka unggul agung serta menyuguhkan sinyal yang menjelaskan bangunan itu merupakan bangunan paling utama. Di kisaran 45 mtr. besutan gapura ke-2, kalian bakal menjumpai bangungan candi yang memiliki bahan basic batu putih maka dipanggil Candi Batu Putih. Tidak jauh besutan situ pula bakal diketemukan Candi

No comments:

Post a Comment